Kamis, 02 September 2010

Ada apa dengan para anggota dewan yang terhormat??

Beberapa hari yang lalu ramai diberitakan di twitter (ya, social networking yang satu ini benar-benar mencerdaskan dan member informasi yang sangat banyak kepada saya) bahwa anggota DPR membutuhkan kantor yang lebih besar untuk mendukung pekerjaan mereka. Saya sih awalnya kurang concern yah dengan pemberitaan ini. Perhatian saya lebih tersita pada berita tentanng hubungan antara Indonesia dan Malaysia yang semakin memanas . tapi ketika membaca headline berita yang menyebut-nyebut tentang fasilitas SPA dan KOLAM RENANG yangatkan ada pada gedung baru tersebut, mau tak mau saya tersentak. Heh?? Apa ini????

Ya, kabar yang beredar dan sudah dikonfirmasi kepada para anggota DPR tersebut memang menyatakan bahwa gedung baru nanti akan memberikan luas 120m²bagi tiap anggota yang terdiri dari ruang kerja, ruang staf, ruang asisten, ruang rapat mini, ruang istirahat dengan tempat tidur (mau kerja apa mau tidur sih??) dan kamar mandi. Dan yang paling heboh adalah akan ada fasilitas kolam renang, pusat kebugaran, dan bahkan spa. Oh maigot!! Well loh, menag kita menyetujui rencana ini.
Biayang yang harus dikeluarkan untuk pembangunan gedung iini senilai 1.165 trilyun rupiah, dan biaya untuk pelengkapan peralatan IT-nya sekitar 600 milyar. Dan itu semua g lain g bukan adalah dari uang rakyat. Ya, uang kita, uang orang tua kita dan juga uang para korban gunung sinabung. FYI, duit 1.2 milyar itu bisa digukana untuk memberi jamkesmas bagi 15 JUTA rakyat miskin.. Heloooooooo, anggota yang terhormat? Anda BUTA dan TULI yah??? 
Oh iya, mereka. Para anggota dewan yang terhormat itu juga menginginkan penambahan staf ahli untuk tiap-tiap anggota. Sekarang ini tiap anggota mendapatkan 1 asistn pribadi, 1 atau 2 orang staf ahli. Dan untuk periode selanjutnya diusulkan untuk menambah staf ahli menjadi5 orang tiap anggota. Ya ampuuun, buat apa staf sebanyak itu? Untuk bantuin apa sih? Dan sebenarnya siapa sih para staf ahli itu? Ahli apa mereka? Ahli keuangan? Ahli computer? Ahli nujum?? Huehehhehehheeee 
Lagian kalau semua ahli diambil sama mereka? Para ahli-ahli lain yang ada diluar sana yang harusnya bekerja untuk kebaikan rakyat akan diambil oleh para anggota yang terhormat tersebut. Daaaan, melihat produktivitas yang selama ini dihasilkan oleh mereka, sebutuh apa sih mereka akan staf ahli? Jika yang mereka lakukan Cuma main tetris di ipad????? Kalo g kerja banyak aja butuh staf yang berlebih, bisa kita simpulkan seberapa besar kapasitak otak dan kapabilitas mereka dalam bekerja bukan??
Saya yakin, g semua anggota berpikir cetek seperti ini (contoh, si Venna Melinda yang komentarnya sumpah amit-amit g guna itu). Namun saya juga yakin g banyak anggota dewan yang benar-benar memikirkan rakyat Indonesia. Tapi saya berharap, semoga segelintir orang yang masih punya hati nurani tersebut bisa membantu teman-temanya yang sedang khilaf duniawi kembali menapak ke bumi.
Semoga
Dan kita harus optimis!!!

Alhamdulillah :)

Ga terasa sekarang sudah bulan September.

Juli-Agustus kemarin adalah bulan-bulan yang sangat sibuk bagi saya. Siklus KKD terakhir yang berupa radiologi yang ternyata menguras banyak waktu dan tenaga, pun jadwal ujian OSCE yang semakin dekat makin membuat beban pikiran yang semakin tinggi.
Saya ingin menjelaskan tentang ujian saya yang terakhir, saya males kalo sampe dibilang lebay. Padahal saya benar-benar merasakan beban yg berat. Ujian saya kali ini bernama OSCE, yaitu Obstructive Structured Clinical Examination. Bagi fakultas kedokteran di Universitas lain yang juga sudah menggunakan system kbk mungkin sudah tau apa itu osce. Namun, pelaksanaannya kadang ada yang berbeda. Sama seperti SOCA saya bulan maret lalu, pelaksanaan OSCE juga mempunyai beberapa syarat.Yaitu lulus semua stase di kompetensi klinis dasar atau skill lab dengan nilai minimal 80 atau B.
Di kampus saya mengadopsi system OSCE dari Inggris, dengan model ujian muter dari stase satu ke stase lainnya. Tiap station (stase pada ujian OSCE) mahasiswa di beri waktu 12 menit dengan rincian 2 menit membaca soal di depan pintu, dan 10 menit melaksanakan ujian. Ujiannya termasuk anamnesis, pemeriksaan fisik, tindakan dan ujian PEP (radiologi, mikrobiologi, patologi klinik, parasit, dan farmasi)
Pelaksanaannya di kampus saya terbagi 1 jam briefing, 16 station (16 x 12 menit = 3 jam 20 menit) dan 1.5jam karantina. Jadi totalnya 6 jam ujian OSCE tersebut. Dan peraturan kelulusan 60% nilai OSCE + 40% KKD ≥ 80. Kalo ada satu station yang bernilai ≤ 46 langsung terjun bebas ga lulus dan harus ikut remed. Kalo mau aman ya nilai tiap station ≥ 80. Agak berat yaaa….
Awalnya saya mikir ‘gila lama amat yah ujiannya? Bakal bosen ga ya? bakal serak ga ya suara saya?’ dan saya pun g mau sampai sakit atau ada hal-hal lain yang akan merugikan ujian saya kali ini. Saya mau lulus saya g mau ngulang 1 semester lagi!!
Akhirnya, jadwal ujian saya 5 Agustus 2010 jam 08-12.
Ujian saya berlangsung lancar, ada beberapa jawaban saya yang berbeda dengan jawaban mayoritas teman. Tapi toh saya punya alasan kuat untuk itu 
Daaaaan, pengumuman hasil ujian diumumkan keesokan harinya. Habis ujian saya Cuma bisa diem, lega tapi Cuma setengah. Yang adal hati malah deg-degan, tidur g tenang, makan g enak. Beneran loh ini. Rasanya kayak lagi digantungin pacar. Terombang-ambing dan g napak… hehhee 
Hari H ujian pun begitu, palpitasi banget bangetan deh. Mana hasilnya g langsung diumumin di papan pengumuman, tapi di bacakan satu persatu tiap kelompok. Haiiish, rasanya kaya ikutan Indonesial Idol dweeh :p… belom lagi denger gossip bahwa mahasiswa yang lulus hanya seperempatnya. Hadeeeeh, langsung keringetan deh.
Akhirnya kelompok hari pertama masuk, dan keluar dengan hasil hanya 3 orang yang lulus. Ya Tuhaan, dari 15 orang Cuma 3 yang nyangkut.. makin stress saya dan teman-teman lain. Kelompok berikutnya masuk dan keluar dengan hasil yang g jauh berbeda. Akhirnya sampai juga pada ketiga, total anak yang lulus sudah 28 orang. Jadi sisa 4 orang saja untuk hari ke empat, itu belum dibagi antara ujian pagi dengan siang. Ya Allah Gustiii, jantung saya udah mau copot rasanya. Dan ketika kelompok kamis pagi masuk, di depan dr. tuti udah g kuat lagi. Udah pasrah deh, que sera-sera (tapi dalam hati yang paling dalam dan paling kecil masih berharap bisa lulus )…
Satu persatu disebutkan hasilnya. Lulus atau tidak lulus, station mana yng nilainya kurang. Sampai akhirnya giliran saya. Dengan tegas beliau menyatakan bahwa saya LULUS!!!
Syukur Alhamdulillah… ga sia sia belajr dan pengorbanan saya selama ini. Rasanya plooong banget. Akhirnya gelar itu saya dapatkan..
Sarjana Kedokteran itu sudah ditangan 
Antara bahagia dan sedih. Rasanya kurang full bahagianya karena masih ada beberapa teman yang belum lulus dan masih harus ngulang. Tapi saya yakin, teman-teman saya pati bisa dan mampu untuk menempuh ujian perbaikan tersebut..
Dan pada akhirnya nanti, Sabtu 9 Oktober nanti saya beserta 116 teman saya yang lain akan bersama-sama dilantik di JHCC..T erimakasih Tuhan 