Ga terasa sekarang sudah bulan September.
Juli-Agustus kemarin adalah bulan-bulan yang sangat sibuk bagi saya. Siklus KKD terakhir yang berupa radiologi yang ternyata menguras banyak waktu dan tenaga, pun jadwal ujian OSCE yang semakin dekat makin membuat beban pikiran yang semakin tinggi.
Saya ingin menjelaskan tentang ujian saya yang terakhir, saya males kalo sampe dibilang lebay. Padahal saya benar-benar merasakan beban yg berat. Ujian saya kali ini bernama OSCE, yaitu Obstructive Structured Clinical Examination. Bagi fakultas kedokteran di Universitas lain yang juga sudah menggunakan system kbk mungkin sudah tau apa itu osce. Namun, pelaksanaannya kadang ada yang berbeda. Sama seperti SOCA saya bulan maret lalu, pelaksanaan OSCE juga mempunyai beberapa syarat.Yaitu lulus semua stase di kompetensi klinis dasar atau skill lab dengan nilai minimal 80 atau B.
Di kampus saya mengadopsi system OSCE dari Inggris, dengan model ujian muter dari stase satu ke stase lainnya. Tiap station (stase pada ujian OSCE) mahasiswa di beri waktu 12 menit dengan rincian 2 menit membaca soal di depan pintu, dan 10 menit melaksanakan ujian. Ujiannya termasuk anamnesis, pemeriksaan fisik, tindakan dan ujian PEP (radiologi, mikrobiologi, patologi klinik, parasit, dan farmasi)
Pelaksanaannya di kampus saya terbagi 1 jam briefing, 16 station (16 x 12 menit = 3 jam 20 menit) dan 1.5jam karantina. Jadi totalnya 6 jam ujian OSCE tersebut. Dan peraturan kelulusan 60% nilai OSCE + 40% KKD ≥ 80. Kalo ada satu station yang bernilai ≤ 46 langsung terjun bebas ga lulus dan harus ikut remed. Kalo mau aman ya nilai tiap station ≥ 80. Agak berat yaaa….
Awalnya saya mikir ‘gila lama amat yah ujiannya? Bakal bosen ga ya? bakal serak ga ya suara saya?’ dan saya pun g mau sampai sakit atau ada hal-hal lain yang akan merugikan ujian saya kali ini. Saya mau lulus saya g mau ngulang 1 semester lagi!!
Akhirnya, jadwal ujian saya 5 Agustus 2010 jam 08-12.
Ujian saya berlangsung lancar, ada beberapa jawaban saya yang berbeda dengan jawaban mayoritas teman. Tapi toh saya punya alasan kuat untuk itu
Daaaaan, pengumuman hasil ujian diumumkan keesokan harinya. Habis ujian saya Cuma bisa diem, lega tapi Cuma setengah. Yang adal hati malah deg-degan, tidur g tenang, makan g enak. Beneran loh ini. Rasanya kayak lagi digantungin pacar. Terombang-ambing dan g napak… hehhee
Hari H ujian pun begitu, palpitasi banget bangetan deh. Mana hasilnya g langsung diumumin di papan pengumuman, tapi di bacakan satu persatu tiap kelompok. Haiiish, rasanya kaya ikutan Indonesial Idol dweeh :p… belom lagi denger gossip bahwa mahasiswa yang lulus hanya seperempatnya. Hadeeeeh, langsung keringetan deh.
Akhirnya kelompok hari pertama masuk, dan keluar dengan hasil hanya 3 orang yang lulus. Ya Tuhaan, dari 15 orang Cuma 3 yang nyangkut.. makin stress saya dan teman-teman lain. Kelompok berikutnya masuk dan keluar dengan hasil yang g jauh berbeda. Akhirnya sampai juga pada ketiga, total anak yang lulus sudah 28 orang. Jadi sisa 4 orang saja untuk hari ke empat, itu belum dibagi antara ujian pagi dengan siang. Ya Allah Gustiii, jantung saya udah mau copot rasanya. Dan ketika kelompok kamis pagi masuk, di depan dr. tuti udah g kuat lagi. Udah pasrah deh, que sera-sera (tapi dalam hati yang paling dalam dan paling kecil masih berharap bisa lulus )…
Satu persatu disebutkan hasilnya. Lulus atau tidak lulus, station mana yng nilainya kurang. Sampai akhirnya giliran saya. Dengan tegas beliau menyatakan bahwa saya LULUS!!!
Syukur Alhamdulillah… ga sia sia belajr dan pengorbanan saya selama ini. Rasanya plooong banget. Akhirnya gelar itu saya dapatkan..
Sarjana Kedokteran itu sudah ditangan
Antara bahagia dan sedih. Rasanya kurang full bahagianya karena masih ada beberapa teman yang belum lulus dan masih harus ngulang. Tapi saya yakin, teman-teman saya pati bisa dan mampu untuk menempuh ujian perbaikan tersebut..
Dan pada akhirnya nanti, Sabtu 9 Oktober nanti saya beserta 116 teman saya yang lain akan bersama-sama dilantik di JHCC..T erimakasih Tuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar